Tesis

Prevalens dan Faktor Risiko Penyakit Refluks Gastro esofagus Pada Pasien PPOK Stabil di RSUP Persahabatan Jakarta, Indonesia = Prevalence and Risk Factors of Reflux Esophagitis among Stable COPD Patients Treated at Persahabatan Hospital Jakarta, Indonesia .

Latar belakang dan tujuan: Penyakit refluks gastroesofagus (PRGE) merupakan salah satu penyebab terbanyak batuk kronik dan menjadi faktor risiko terjadinya eksaserbasi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), menurunkan kualitas hidup dan memperparah gejala respirasi dan pencernaan. Total 40 pasien diikutkan pada penelitian ini. Pasien diambil secara konsekutif dari poliklinik asma PPOK di RSUP Persahabatan dimulai dari bulan Mei 2017. Diagnosis PPOK berdasarkan GOLD 2017 yaitu nilai spirometri VEP1/KVP pasca bronkodilator < 0.7. Diagnosis PRGE menggunakan endoskopi saluran cerna bagian atas apabila ditemukan kerusakan mukosa esofagus. Kriteria eksklusi yaitu eksaserbasi dan kelainan esofagus yang sudah diderita sebelumnya. Metode: Penelitian ini adalah potong lintang pada pasien PPOK stabil yang berkunjung ke poli asma-PPOK di RSUP Persahabatan mulai bulan Juli sampai Nopember 2017. Sebanyak 40 pasien dipilih secara konsekutif sejak bulan Mei 2017. Pemeriksaan berupa wawancara dan kueisoner PPOK (mMRC dan CAT), spirometri dan endoskopi dilakukan pada semua subjek yang masuk inklusi. Hasil: Subjek yang mengikuti penelitian sebanyak 40 yang dibagi menjadi grup PRGE (+) dan PRGE (-) Prevalens PRGE pada PPOK adalah 40% (16/40). Tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua grup berdasarkan usia, jenis kelamin, Indeks Brinkman (IB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Keterbatasan aliran udara yang lebih berat dan nilai spirometri pascabronkodilator yang lebih rendah memiliki kecenderungan terjadinya PRGE lebih besar walaupun secara statistik tidak bermakna. Rerata pasien berusia lanjut (25/40, 62.5%) dan mempunyai riwayat merokok (36/40, 90%). Eksaserbasi dan skor CAT berhubungan secara bermakna (p < 0.05) dengan kejadian PRGE. Penggunaan obat-obatan PPOK seperti LABA, LAMA dan SABA tidak berubungan bermakna dengan PRGE. Gejala dada terbakar (heartburn) bermakna secara statistik (p < 0.05) sebagai tanda PRGE. Kesimpulan: Prevalens PRGE cukup tinggi pada pasien PPOK dan bahkan lebih tinggi dibandingkan pasien bukan PPOK dengan gejala dispepsia di Jakarta. Dokter harus mempertimbangkan kemungkinan PRGE sebagai salah satu komorbid yang penting pada PPOK. Penelitian kohort dan strategi pencegahan disarankan untuk dilakukan selanjutnya.
Kata kunci : endoskopi, eksaserbasi, spirometri


Background: Gastroesophageal reflux disease (GERD) is one of the most common causes of chronic cough and is a potential risk factor for exacerbation of chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Persistent GERD would decrease quality of life and aggravate respiratory and gastrointestinal in COPD patients. Methods: This was a cross-sectional study involving 40 stable COPD patients who visited Asthma-COPD Clinics of Persahabatan Hospital, Jakarta between May – November 2017. Diagnosis of COPD was complying to GOLD criteria with post bronchodilator FEV1/FVC

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Muhammad Hafiz - Nama Orang
Faisal Yunus - Nama Orang
Maulana Suryamin - Nama Orang
M Fahmi Alatas - Nama Orang

No. Panggil
T18472fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi.,
Deskripsi Fisik
xii, 68 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18472fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18472fkT18472fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Prevalens dan Faktor Risiko Penyakit Refluks Gastro esofagus Pada Pasien PPOK Stabil di RSUP Persahabatan Jakarta, Indonesia = Prevalence and Risk Factors of Reflux Esophagitis among Stable COPD Patients Treated at Persahabatan Hospital Jakarta, Indonesia .

Related Collection